Sebuah apartemen di Jakarta Utara menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah penyewa yang menunggak uang sewa meninggalkan unit dalam keadaan berantakan, termasuk merusak AC. Pemilik apartemen, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, mengungkapkan cerita ini kepada detikProperti baru-baru ini.
Awal Mula Perkenalan dengan Penyewa
Pemilik apartemen pertama kali mengenal pasangan suami istri penyewa ini melalui kontak saat memasang iklan sewa apartemen. Pada awalnya, tidak ada masalah yang mencolok dan mereka terlihat ramah serta sopan. Seperti halnya dengan penyewa lainnya, awalnya semuanya berjalan normal dan tanpa kendala.
Penyewa Mulai Menunggak Pembayaran
Masalah mulai muncul ketika pasangan penyewa ini, yang baru saja memiliki bayi, mulai meminta penundaan pembayaran uang sewa. Permintaan ini terjadi beberapa kali, hingga akhirnya mereka menunggak selama dua bulan penuh. Pemilik apartemen, yang merasa simpati dengan situasi keluarga tersebut, memberikan kelonggaran. Namun, ketika ditagih, penyewa memberikan berbagai alasan seperti belum menerima invoice atau alasan lain seperti sakitnya sang ayah.
Kesepakatan Pembayaran dan Kejadian Penyewa Menghilang
Setelah berbagai negosiasi, pemilik apartemen menyarankan agar penyewa membayar satu bulan uang sewa terlebih dahulu, dan sisanya bisa dibayar secara bertahap untuk mengurangi beban keuangan mereka. Namun, ketika tanggal pembayaran tiba, penyewa tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Meski sempat menghubungi pemilik dan berjanji untuk membayar, mereka kembali menghilang dan tidak membayar utangnya.
Kerugian yang Ditanggung Pemilik Apartemen
Kepergian penyewa ini meninggalkan pemilik apartemen dengan kerugian signifikan, diperkirakan mencapai Rp 7 juta. Kerugian ini mencakup uang sewa dua bulan yang belum dibayarkan, biaya IPL, penggantian kartu akses yang hilang, perbaikan AC yang rusak, dan biaya pembersihan apartemen yang kotor dan berantakan.
Kondisi Berantakan Apartemen dan Dampaknya
Ketika pemilik memeriksa unit apartemen setelah penyewa kabur, mereka menemukan keadaan yang menyedihkan. Apartemen itu terlihat sangat berantakan dengan tumpukan sampah di mana-mana. Dapur menjadi salah satu titik terparah dengan cucian piring yang menumpuk, galon yang belum dibersihkan, dan sampah-sampah lainnya termasuk kemasan botol dan bungkus obat. Bahkan, salah satu AC terlihat copot dari dindingnya.
Pembelajaran dan Tindakan Pencegahan Pemilik Apartemen
Mengambil pelajaran berharga dari pengalaman ini, pemilik apartemen sekarang lebih berhati-hati dalam memilih penyewa baru. Mereka telah menetapkan beberapa peraturan baru untuk mengurangi risiko kerugian jika penyewa gagal membayar atau meninggalkan apartemen secara mendadak. Perubahan ini termasuk penuntutan kontrak minimal enam bulan, permintaan deposit satu kali biaya sewa, dan batasan waktu bagi penyewa untuk membayar jika terjadi tunggakan.
Penyaringan Penyewa dan Persyaratan Baru
Untuk menghindari kasus serupa di masa depan, pemilik apartemen sekarang meminta calon penyewa untuk menyediakan identifikasi yang jelas seperti fotokopi KTP, serta membayar deposit yang cukup besar sebagai jaminan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi kemungkinan memiliki penyewa dengan riwayat buruk atau potensi untuk meninggalkan apartemen tanpa membayar.
Kesimpulan
Kisah apartemen ini bukan hanya sebagai cerita tentang pengalaman pribadi pemilik dengan penyewa yang tidak bertanggung jawab, tetapi juga sebagai pelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam industri sewa properti. Perubahan dalam kebijakan penyewaan yang lebih ketat diharapkan dapat memberikan perlindungan lebih baik bagi pemilik properti, sementara juga meningkatkan kualitas penyewa yang memenuhi standar yang ditetapkan.