Sebuah studi yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bekerja sama dengan Economic Research Institute of ASEAN and East Asia (ERIA) mengungkapkan fenomena menarik mengenai dua wilayah di Indonesia di mana penduduknya memiliki umur panjang, bahkan ada yang mencapai lebih dari 100 tahun. Wilayah-wilayah tersebut adalah Gili Iyang di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dan Dusun Miduana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Detail Studi: Health Active Aging and Longevity (Halo Project)
Studi yang diberi judul “Health Active Aging and Longevity (Halo Project) in Indonesia: Nutritional and Health Status, Lifestyle, Profiles, Quality of Life, and Environmental Quality From Gili Iyang and Miduana Villages” ini melibatkan 79 responden yang berusia 70 tahun ke atas dari kedua lokasi tersebut. Dari jumlah tersebut, 42 responden berasal dari Gili Iyang dan 37 responden berasal dari Miduana.
Temuan dan Analisis
Menurut hasil penelitian, terdapat perbedaan demografis yang menarik antara dua wilayah tersebut:
- Gili Iyang: Wilayah ini memiliki jumlah lansia yang mencapai umur yang sangat lanjut, termasuk 8 orang yang berusia 100 tahun atau lebih. Mayoritas lansia di sini aktif secara fisik, mandiri dalam beraktivitas sehari-hari, dan tetap menjaga aktivitas sosial dan religius mereka.
- Miduana: Meskipun memiliki iklim yang lebih dingin dibandingkan Gili Iyang, Miduana juga memiliki lansia yang aktif dan sehat. Di sini, terdapat 3 orang yang berusia 100 tahun atau lebih, menunjukkan adanya pola hidup yang mendukung umur panjang.
Faktor-Faktor Penentu Umur Panjang
Prof. Dr. rer. Physiol. dr. Septelia Inawati Wanandi, Guru Besar Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI yang juga merupakan Peneliti Utama dalam studi ini, menyebutkan beberapa faktor yang menjadi penentu umur panjang di kedua wilayah tersebut:
- Gaya Hidup dan Aktivitas Fisik: Lansia di Gili Iyang dan Miduana dikenal aktif secara fisik sejak muda, yang kemudian berlanjut hingga usia lanjut. Aktivitas fisik ini membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
- Nutrisi: Konsumsi makanan yang sehat, segar, dan bersumber langsung dari alam menjadi kebiasaan yang umum di kedua wilayah ini. Misalnya, lansia di Gili Iyang mengonsumsi nasi jagung, ikan laut, dan daun kelor, yang kaya akan nutrisi penting.
- Aspek Sosial dan Ekonomi: Hubungan yang baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar, serta perawatan yang baik dari orang-orang terdekat, memberikan dukungan sosial yang penting bagi kesejahteraan lansia.
- Psikologis dan Lingkungan: Lansia di kedua wilayah ini merasa nyaman dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Mereka juga mengetahui nilai positif dan negatif dari lingkungan tersebut, yang membantu dalam menjaga kesehatan mental dan emosional.
Implikasi dan Kebutuhan Akan Studi Lanjutan
Studi ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi umur panjang dan kualitas hidup lansia di Indonesia. Namun, Prof. Septelia juga menekankan perlunya studi lanjutan, terutama dalam bidang molekuler untuk meneliti faktor genetik dan biologis yang mungkin mempengaruhi pola penuaan aktif dan sehat di populasi ini.
Dengan demikian, hasil studi ini tidak hanya memberikan wawasan baru dalam upaya meningkatkan kualitas hidup lansia, tetapi juga mendorong pengembangan strategi kesehatan yang lebih presisi dan efektif di masa depan.